BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 19 Agustus 2013

Menkopolhukam Perintahkan TNI Halau Kapal Aktivis Australia

VIVAnews - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkoplhukam) Djoko Suyanto mengingatkan kelompok aktivis Australia untuk tidak memasuki perairan Papua. Ia pun telah menginstruksikan TNI-AL dan TNI-AU melalui Panglima TNI untuk mengantisipasi kedatangan kapal Australia yang membawa  sekelompok aktivis Australia dan Papua Barat.

Kelompok yang menamakan dirinya Freedom Flotilla ini dikabarkan berlayar dari Cairns, Australia, Sabtu 17 Agustus 2013, waktu setempat, ke Papua Barat, Indonesia. Ini dilakukan sebagai bentuk protes kekerasan yang dialami masyarakat Papua Barat.

"Mereka juga tidak memiliki visa untuk melintas wilayah Indonesia. TNI-AL dan TNI-AU sudah siaga untuk mengantisipasi perjalanan mereka," kata Djoko dalam pesan singkatnya, Senin 19 Agustus 2013.

Djoko pun mengatakan sudah mengkonfirmasi masalah ini kepada Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriaty. Menurutnya, Greg menjelaskan kapal tersebut tidak akan berlayar ke Indonesia atau wilayah Papua.

"Mereka akan berlayar dari Cairns ke PNG. Bukan ke Indonesia atau Papua," ujar dia.

Dalam komunikasi di antara keduanya, Djoko juga menyampaikan kepada Dubes Australia, sebaiknya tidak boleh ada negara yang menjadi tempat untuk memfasilitasi untuk pemberangkatan siapapun yang mengganggu kedaulatan negara lain.

"Sangat jelas, saya sampaikan kepada Dubes Australia sebaiknya tidak boleh ada negara menjadi tempat memfasilitasi untuk pemberangkatan siapapun yang mengganggu kedaulatan negara lain. Kalau dikaitkan dengan kekerasan dan HAM. Kami (pemerintah Indonesia) juga memilik concern yang sama," tegasnya.

Sebelumnya ada aktivis Australia yang menamakan diri Freedom Flotilla menyatakan akan masuk ke Papua. Mereka yang datang dari Cairns bertujuan menyoroti perlunya perdamaian dan stabilitas di daerah itu. Awaknya terdiri dari sejumlah sesepuh Aborigin, pengungsi Papua, pembuat film dan aktivis lainnya.

Sekitar 50 orang dalam rombongan tersebut akan menumpang dua kapal Papua Barat Freedom Flotilla, ke pantai timur Australia, melalui Selat Torres, lalu menuju Papua Nugini, di mana mereka berharap dapat melanjutkan perjalanan ke Merauke di pantai selatan Papua.

Di antara mereka terdapat seorang warga Aborigin Australia, Kevin Buzzacott, dan pemimpin Papua Barat, Jacob Rumbiak. Para peserta Freedom Flotilla ini telah menolak visa Indonesia, dan akan memasuki perairan Indonesia tanpa izin berlayar. (eh)

Tidak ada komentar: