INILAH.COM, Jakarta - Rencana pelarangan perempuan
memakai rok mini di lingkungan Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, juga
direspons politikus Partai Gerindra Noura Dian Hartarony.
Anggota Komisi Agama, Sosial dan Perempuan DPR RI Noura Dian Hartarony termasuk yang setuju aturan busana bagi perempuan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Dia mengaku pernah menyaksikan salah satu staf sebuah fraksi yang memakai pakaian tak pantas. "Saya memang pernah ketemu di lift, (belahan) dadanya rendah. Staf mana ini, saya pikir begitu saat itu," ujar Noura di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Meski termasuk kategori politisi perempuan yang bergaya hidup sosialita, bukan berarti Noura anti-dengan aturan cara berbusana di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. "Kan di sekolah juga enggak boleh pakai rok mini atau di publik juga, kecuali sesuai dengan fungsinya, misalnya swimsuit di kolam renang," tambah Noura.
Politisi yang berasal dari Daerah Pemilihan Jatim VI (Tulungagung, Blitar, dan Kediri) saat diwawancara memang tampak menggunakan rok panjang. Perempuan asal Blitar Jawa Timur ini tampak masih fasih berbahasa Jawa. "Bahasaku sek medok rek (bahasa saya masih medok)" ujarnya berbahasa Jawa menunjukkan dirinya masih fasih berbahasa khas Jawa Timuran. [mdr]
Anggota Komisi Agama, Sosial dan Perempuan DPR RI Noura Dian Hartarony termasuk yang setuju aturan busana bagi perempuan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Dia mengaku pernah menyaksikan salah satu staf sebuah fraksi yang memakai pakaian tak pantas. "Saya memang pernah ketemu di lift, (belahan) dadanya rendah. Staf mana ini, saya pikir begitu saat itu," ujar Noura di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Meski termasuk kategori politisi perempuan yang bergaya hidup sosialita, bukan berarti Noura anti-dengan aturan cara berbusana di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. "Kan di sekolah juga enggak boleh pakai rok mini atau di publik juga, kecuali sesuai dengan fungsinya, misalnya swimsuit di kolam renang," tambah Noura.
Politisi yang berasal dari Daerah Pemilihan Jatim VI (Tulungagung, Blitar, dan Kediri) saat diwawancara memang tampak menggunakan rok panjang. Perempuan asal Blitar Jawa Timur ini tampak masih fasih berbahasa Jawa. "Bahasaku sek medok rek (bahasa saya masih medok)" ujarnya berbahasa Jawa menunjukkan dirinya masih fasih berbahasa khas Jawa Timuran. [mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar