Jakarta (ANTARA
News) - Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi 2012
sebesar 6,23 persen, meleset dari target yang ditetapkan sebelumnya
sebesar 6,3 persen-6,5 persen.
"Agak meleset sedikit, soalnya perkiraan awal 6,26 persen-6,27
persen karena neraca perdagangan kita kurang bagus pada kuartal
terakhir," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Bambang menjelaskan faktor lainnya yang menyebabkan pertumbuhan
ekonomi sedikit melambat adalah sektor ekspor yang belum menunjukkan
perbaikan serta penyerapan belanja pemerintah yang lambat hingga akhir
tahun.
"Kelemahan kita di ekspor dan belanja yang tidak optimal," ujarnya.
Bambang mengharapkan kondisi perekonomian global mulai membaik
serta penyerapan belanja pemerintah lebih optimal, sehingga pertumbuhan
ekonomi tahun ini tidak mengalami perlambatan dan mencapai target.
"Tahun ini mudah-mudahan tidak terjadi perlambatan, terjadi
perbaikan kondisi dunia dan kita lebih lebih bagus lagi belanja
modalnya," katanya.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto
menambahkan pertumbuhan ekonomi pada 2012 termasuk salah satu yang
tertinggi di dunia setelah China, walau tidak mencapai target.
"Itu memang tidak memenuhi target, tapi ditengah krisis ini sudah ada di posisi kedua," katanya.
Suhariyanto mengatakan pertumbuhan yang relatif tinggi dan stabil
tersebut seharusnya merupakan momentum baik bagi pemerintah untuk
menekan tingkat kesenjangan sosial dan menurunkan angka kemiskinan.
"Saat ini yang perlu diperhatikan bukan hanya menciptakan
pertumbuhan ekonomi tinggi namun juga memikirkan pertumbuhan yang
berkeadilan dan memperhatikan pemerataan," ujarnya.
Hal tersebut diungkapkan Suhariyanto karena kualitas pertumbuhan
ekonomi saat ini masih rendah, karena menimbulkan kesenjangan dan belum
memperlihatkan adanya pemerataan, serta berpusat di wilayah Jawa dan
Sumatera.
"Sekarang ini terlalu Jawa sentris, kita ingin pindah ke timur,
pergerakannya lambat sekali. Jawa penduduknya cuma tujuh persen tapi
sumbangan ke PDB 56 persen. Itu menunjukkan disparitas antar pulau di
tempat kita masih tinggi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar