RMOL. Meski penanganan masalah pengangguran banyak dikritik, Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai upaya mengatasi masalah itu. Di antaranya melalui berbagai pelatihan yang digelar rutin di Balai Tenaga Kerja (BLK).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Dwi Kuntoro, tempat pelatihan tersebar di lima wilayah kota Jakarta. Dari BLK tersebut, calon tenaga kerja dibekali berbagai keterampilan dan keahlian.
“Untuk mengikuti pelatihan ini syaratnya peserta latihan minimal lulusan SMA dan berusia maksimal 27 tahun,” ujar Dwi di acara Suara Wakil Rakyat di Pulogadung, Jakarta Timur.
Pada kegiatan yang bertema ‘Tenaga Kerja dan Permasalahannya’ ini, dia menjelaskan, dari data yang diperolehnya, pada siang hari, penduduk Jakarta berjumlah 11 juta jiwa. Jumlah ini meningkat dari penduduk asli ibukota yang menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 9,6 juta jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk pada siang hari ini lantaran banyak warga seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) beraktivitas dan bekerja di Jakarta. Sedangkan dari total 11 juta jiwa tersebut, hanya 5 juta jiwa yang memiliki pekerjaan tetap. Dan 2,5 juta pekerja telah mendapatkan jaminan sosial.
Berkaitan dengan hal ini, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Rukun Santoso menyatakan kesediaannya menjembatani antara pekerja dengan pelaku usaha dan pemerintah.
“Jika ada masalah tenaga kerja, jangan ragu melaporkannya ke Komisi B DPRD DKI Jakarta. Kita fasilitasi dengan menindaklanjutinya ke instansi maupun perusahaan terkait,” ujarnya. [rm]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar