BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 16 Juli 2011

Menteri Fadel Tidak Terima ABK Indonesia Disebut 'Babi' & 'Monyet'

Rachmadin Ismail - detikNews


Jakarta - Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di sebuah perusahaan penangkap ikan di Selandia Baru diperlakukan tidak baik. Tindak kekerasan hingga sebutan kasar sering diterima para ABK. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pun meradang.

Fadel berjanji, akan membela para ABK dan mengecek ulang informasi yang disampaikan media Selandia Baru. Politisi Golkar tersebut tidak terima dengan perlakuan yang diterima para pekerja asal Tanah Air.

"Ya, kita akan bela dan cek data-data tersebut. Tidak terima warga Indonesia diperlakukan demikian," ucap Fadel dalam pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (16/7/2011).

Sebelumnya diberitakan media Selandia Baru One News, perusahaan kapal penangkap ikan Selandia Baru diketahui kerap melakukan tindak kekerasan dan pelecehan terhadap ABK asal Indonesia. Kata-kata kasar pun kadang terlontar.

Salah seorang WNI penangkap ikan, Sunardi, mengatakan kepada One News telah menjadi korban kekerasan dan belum digaji secara pantas.

"Setiap hari mereka memanggil kami dengan sebutan monyet, kotoran dan babi," ujarnya.

ABK asal Indonesia lainnya bernama Sodikan bahkan mengaku pernah dipukul di bagian belakang kepala.

"Mereka juga menggunakan kaki untuk menendang, termasuk saya," ucap Sodikan.

Pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut adalah Southern Storm Fishing, perusahaan asal Christchurch, Selandia Baru. Kapal mereka sedang dalam proses penyelidikan setelah para awak kapal asal Indonesia menolak bekerja di kapal tersebut.

Sebagai informasi, ada sekitar 2.500 pekerja asal Indonesia, Vietnam dan Filipina yang bekerja di perusahaan penangkap ikan Selandia Baru. Rata-rata semua mendapat perlakuan kasar dan dipaksa bekerja tanpa istirahat. Bahkan hanya mendapat penghasilan US$ 260 hingga US$460.

Tidak ada komentar: