INILAH.COM, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menegaskan tidak akan mentolerir berdirinya permukiman di kawasan waduk.
"Siapa pun membuat tempat tinggal di dalam area waduk, itu yang enggak boleh. Ya, tetap harus digeser, masak buat rumah di dalam waduk," tegas pria yang akrab disapa Jokowi itu, ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/2/2013).
Jokowi melanjutkan, selain membahayakan, mendirikan bangunan atau rumah di area waduk dapat mengganggu fungsi waduk sebagai tempat penampungan air.
"Itu sudah menyalahi tata ruang, ga ada aturannya rumah diarea waduk," ungkap Jokowi.
Dicontohkan Jokowi, Waduk Pluit luasnya telah mengalami penyusutan dari total luas sekitar 80 hektar menjadi kurang lebih 50-60 hektar. Dimana 20 hektar dijadikan tempat tinggal dengan penduduk 17.000 jiwa. Akibatnya, Waduk Pluit tak dapat beroperasi dengan optimal.[bay]
"Siapa pun membuat tempat tinggal di dalam area waduk, itu yang enggak boleh. Ya, tetap harus digeser, masak buat rumah di dalam waduk," tegas pria yang akrab disapa Jokowi itu, ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/2/2013).
Jokowi melanjutkan, selain membahayakan, mendirikan bangunan atau rumah di area waduk dapat mengganggu fungsi waduk sebagai tempat penampungan air.
"Itu sudah menyalahi tata ruang, ga ada aturannya rumah diarea waduk," ungkap Jokowi.
Dicontohkan Jokowi, Waduk Pluit luasnya telah mengalami penyusutan dari total luas sekitar 80 hektar menjadi kurang lebih 50-60 hektar. Dimana 20 hektar dijadikan tempat tinggal dengan penduduk 17.000 jiwa. Akibatnya, Waduk Pluit tak dapat beroperasi dengan optimal.[bay]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar