Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jakarta - - Maharany (19), akhirnya menampakkan
dirinya di depan publik setelah sempat ditahan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) bersama Ahmad Fathanah. Namun bagaimana kronologis
pertemuan Rani dengan Fathanah?
Kuasa hukum Rani, Wisnu Wardana
dalam jumpa pers di Hotel Nalendra, Jalan Kebon Nanas, Jakarta Timur,
Selasa (5/2/2012), menceritakan lengkap pertemuan Rani dengan Fathanah,
hingga kemudian ditahan oleh KPK. Berikut kronologisnya:
Keduanya
melakukan perkenalan pada 28 Januari 2013 dan pertemuan kedua tidak
direncanakan karena awalnya mereka tidak saling kenal. Kebetulan Rani
bersama temannya sedang makan di kafe di Senayan City. Di sana AF
mengincar Rani dan ingin berkenalan sejak pertama kali melihat Rani.
Hal
itu diketahui dengan mengirim SMS ke Rani. AF ingin berkenalan tapi
dalam SMS nggak berani secara langsung karena Rani sedang bersama
teman-temannya. Kemudian AF meninggalkan lokasi dan tidak lama kemudian
waiter menyerahkan kertas ke Rani ketika sedang menuju ke toilet. Saat
itu keberadaan AF sudah tidak ada dilokasi,
Saat itu
waiter bilang bahwa ada titipan dari bapak yang ditujukan tepat Rani
berada. Dengan secarik kertas yang tertulis nomor handphone dan tertulis
nama Ahmad. Rani mengatakan pesan ini untuk saya atau teman saya,
karena saat itu rani sedang bersama teman-temannya, waiter bilang untuk
Mbak.
Saat menerima kertas itu, Rani tidak mengetahui
dengan siapa berhadapan dan tidak kenal, sementara itu yang memberikan
masih misterius. Ahmad siapa? Rani tidak tahu. Rani baru tahu ketika
diberitahu penyidik KPK bahwa yang bersama Rani adalah Ahmad Fathanah.
Sebelumnya dia tidak mengenal siapa AF itu yang ternyata merupakan
pelaku terduga korupsi yang diincar KPK.
Berdasarkan
hal tersebut Rani tidak tersangkut dalam tindak pidana korupsi oleh KPK.
Oleh karena itu ia dibebaskan dan status Rani telah saya konfirmasi
kepada KPK hanya sebagai saksi dan dalam persidangan akan dipanggil KPK
sebagai saksi.
Kembali lagi ke kronologis, karena rasa
penasaran, Rani dia mencari tahu tujuan orang tersebut memberi kertas.
Dengan kesepakatan bersama temannya, Rani memberanikan diri mengirim SMS
kepada AF yang kemudian AF mengenalkan diri melalui SMS.
Dan
Rani kemudian berani datang ke hotel tersebut (Le Meridien) karena Rani
pikir AF hanya ingin berkenalan untuk ngobrol biasa sambil dinner.
Karena menganggap biasa, dia datang pukul 18.30 WIB sampai di lokasi.
Karena Rani berpikir, apabila orang berkenalan pasti akan ditunggu tidak
ada niat masing-masing mengambil keuntungan dari situ.
Dan
saya tegaskan kembali kalau pertemuan Rani itu hanya makan malam bukan
hal lain. Jadi tidak benar seperti diberitakan kalau Rani disiapkan
untuk gratifikasi suap jadi itu tidak benar. Ketika di cafe, Rani
berkenalan dan hanya berjabat tangan sambil memesan minuman seperti
orang lainnya dan yang terjadi sangat normal, tidak ada niat arah
macam-macam dalam obrolan, tidak ada pemerasan atau pembahasan akan
menyewa Rani sebagai wanita panggilan. Saat itu tidak ada pembicaran
seperti itu, pemberitaan itu tidak benar.
Oleh sebab itu
hal ini perlu untuk diklarifkasi karena mempengaruhi psikologi
keluarg,a lingkungan sekitar atau di lingkungan kampus Rani. Akibat
pemberitaan tersebut ibunya terpukul sekali karena Rani tidak melakukan
hal itu. Pengakuan Rani tidak seperti diberitakan, apalagi pemberitaan
tidak benar dan tidak berdasar.
Saya atas nama keluarga
Rani meminta pemberitaan itu dihentikan yang katanya Rani wanita
pangilan atau bagaimana. Jadi Rani adalah gadis di tempat dan waktu yang
salah.
Ketika ngobrol Rani menanyakan jati diri AF,
Rani menayakan siapa AF? Lalu dalam obrolan, Ahmad Fathanah mengaku
pengusaha. Saat itu Rani tidak tahu AF salah satu terduga pelaku kasus
korupsi atau terkait partai politik mana. Yang dia tahu, AF seorang
pengusaha sampai dia tahu AF terduga pelaku korupsi atau merupakan
terkait partai politik.
Kemudian usai pertemuan tersebut
berakhir, AF memberikan uang. Saat itu rani tidak tahu nominal uang
sebanyak Rp 10 juta. AF hanya mengatakan sebagai tanda perkenalan dan
Rani sempat bingung dia menanyakan uang ini palsu atau tidak karena dia
tidak mau diberikan uang palsu.
Secara normal manusia
manapun pasti akan menerima. Ketika itu dia pastikan terima, apalagi
uang sebanyak itu. Perlu dipertegas uang tersebut bukan uang pembayaran
yang seperti santer diberitakan. Rani tidak tahu uang tersebut untuk
apa, dan yang dia tahu uang yang untuknya sebagai tanda perkenalan AF
kepada dirinya.
Setelah menghabiskan minuman, keduanya
meninggalkan kafe dan berpisah. Kemudian penyidik mengamankan keduanya.
Sampai di situ saja jalan ceritanya, sampai kawan-kawan tahu diperiksa
di KPK dua hari kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar