Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Peace and Democracy (IPD), I Ketut Putra Erawan, pada pertemuan tahunan ke-22 Crans Montana Forum (Swiss) di Brussel baru-baru ini.
Menurut Minister Counsellor Pensosbud dan Diplik KBRI Brussel, Palupi S. Mustajab, kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 13/7), forum yang berdiri sejak tahun 1989 ini merupakan forum bidang politik keamanan.
Dalam pertemuan Special One Day Program dengan tema Looking for Political Model dalam forum yang dihadiri oleh sekitar 600 peserta terseleksi dari wakil pemerintah, organisasi internasional serta kalangan dunia usaha tersebut, Ketut Putra Erawan mengatakan bahwa penguatan demokrasi Indonesia masih terus berjalan. Hal ini dapat menjadi referensi menarik dalam debat terbuka yang mengangkat tema tantangan dunia menghadapi masa transisi di negara-negara kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah saat ini.
Sementara Erawan, dalam makalahnya yang berjudul No Short Cut Progress: The Path of Democratization in Indonesia, mengetengahkan pentingnya untuk melihat kembali dasar-dasar pembangunan dan konsolidasi institusi demokrasi, mendengarkan aspirasi dan keinginan rakyat serta penyampaian demokrasi.
Apresiasi dari berbagai pihak pada forum ini terhadap perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia merupakan suatu refleksi pentingnya pengakuan dunia internaional atas peran IPD sebagai pelaksana Bali Democracy Forum dalam upaya pemajuan perdamaian dan demokrasi. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan tentang peranan Indonesia dalam membantu mengatasi masa transisi di Afrika Utara melalui pelaksanaan Workshop on Egypt-Indonesia Dialogue on Democratic Transition di Jakarta tanggal 25-27 Mei 2011 yang juga mendapat tanggapan posistif dari berbagai pihak, termasuk Uni Eropa. [yan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar