Pewarta: Panca Hari Prabowo
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para
menteri kabinet Indonesia Bersatu II untuk menyerahkan fasilitas dinas
tepat waktu, maksimal pada 21 Oktober 2014.
"Berlaku untuk
pejabat pemerintahan termasuk saya dan wapres agar semua fasilitas yang
digunakan oleh pejabat pemerintahan agar dikembalikan pada saat yang
tepat dengan adminsitrasi yang baik, keadaan yang baik untuk hindari
fitnah," kata Presiden dalam keterangan pers usai rapat terbatas di
Kantor Presiden Jakarta, Kamis malam.
Presiden mengatakan penyerahan semua fasilitas dinas itu harus
dipersiapkan dengan baik sehingga dapat digunakan pada waktunya oleh
pemerintahan mendatang.
"Untuk saya dan wapres tinggalkan rumah jabatan setidaknya pada 20
Oktober sudah siap digunakan oleh presiden dan wapres baru termasuk
kendaraan akan kami serahkan pada 20 oktober, kita service dulu
agar tidak ada masalah, para menteri tinggalkan rumah dinas pada 20
Oktober, serahkan kendaraan pada 21 Oktober," kata Presiden.
Sementara itu untuk pengadaan kendaraan dinas bagi menteri dan
pejabat negara, sebetulnya telah disampaikan bahwa pada saatnya nanti
presiden terpilih yang akan menentukan, sementara pihak Kementerian
Sekretariat Negara melakukan pengadaan sebagaimana aturan yang ada dan
akuntabel seperti yang dilakukan pada 2004 dan 2009.
"Dari jumlah kendaraan yang dianggap tepat dilakukan tender yang
trasnparan dan akuntabel mana yang paling murah dan menguntungkan tapi
proper. Saya sudah sampaikan pada Pak Jokowi,bapak yang pilih, Mensesneg
juga sudah sampaikan, saya persilahkan Pak Jokowi ambil keputusan
nanti," kata Presiden.
Namun karena kemudian bergulir isu dan perdebatan maka kemudian
Presiden Yudhoyono memutuskan untuk menghentikan proses pengadaan
tersebut.
"Karena isunya menjadi berbeda, dikatakan pemerintah ini boros dan
tidak hemat, maka saya setujui untuk hentikan proses pengadaan kendaraan
itu, total, karena belum ada transaksi apa pun dan silahkan presiden
dan pemerintah baru yang lakukan proses, saya tidak mau diadu-adu dengan
Pak Jokowi untuk isu ini," tegasnya.
"Untuk hindari pengertian yang berbeda diputuskan dihentikan proses itu," paparnya.
Presiden menambahkan,"ada catatan untuk lengkapi penjelasan saya,
tentang penghematan anggaran, sebenarnya pemerintah dari tahun ke tahun
sudah lakukan upaya penghematan pada tahun tertentu bahkan dilakukan
pemotongan anggaran."
"Yang penting sebenarnya tidak ada niatan dan budaya dari
pemerintahan saya pimpin ini berboros-boros, dan bila pemerintahan Pak
Jokowi mau lakukan penghematan saya dukung sepenuhnya. Yang saya lakukan
dulu dari pemerintahan sebelumnya ada yang bisa saya hemat. itu tidak
perlu dihadap-hadapkan dengan kebijakan pemerintahan sebelumnya," tegas
Kepala Negara.
Presiden menegaskan,"kesimpulannya transisi harus terus berjalan dan
menjadi tugas dan kewajiban moral saya untuk membantu presiden
terpilih. Tantangan di masa depan tidak akan pernah ringan. Bagus kalau
kita semua bantu pemerintahan mendatang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar