Baban Gandapurnama - detikNews
Jakarta - A (33) dan W (45) punya rencana mengambil
sumbangan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia sebelum diduga membunuh
Sisca Yofie (34). Dua pria tersebut kini sudah diamankan polisi terkait
kasus yang sementara ini bermotif penjambretan.
Ungkapan tersebut
disampaikan Ahri (65) yang merupakan ayah kandung W sekaligus kakeknya
A. Ahri tak menyangka anggotanya keluarganya tersebut melakukan aksi
kriminal.
"Waktu itu (Senin sore) anak (W) dan cucu (A) saya
bilang mau pergi mengambil sumbangan untuk acara kegiatan Agustusan,"
kata Ahri saat ditemui wartawan di kediamannya, kawasan Sukamulya,
Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (11/8/2013).
W merupakan
paman dari A. Keduanya selama ini tinggal satu atap di rumah Ahri.
Lokasi rumah tersebut hanya berjarak satu kilometer dari tempat indekos
Sisca di Jalan Setra Indah Utara.
A kepada Ahri akhirnya mengakui
terkibat penjambretan yang diotaki W. A usai kejadian langsung pulang
ke rumah. W pergi entah kemana sambil membawa sepeda motor Suzuki Satria
milik A.
Informasi dihimpun A ialah Ade, dan W bernama Wawan. "Saya kaget, ternyata mereka menjambret," ujar Ahri.
Ahri
menaruh curiga kepada A yang datang ke rumah dengan perilaku tak biasa.
Beberapa hari setelah kejadian, A terlihat gelisah. "Seperti orang
linglung. Dia (A) juga enggak mau makan," bebernya.
Rasa ingin
tahu Ahri soal masalah apa yang membelenggu cucunya itu akhirnya
terbongkar. "Cucu saya bilang terlibat penjambretan. Saya memintanya
untuk menyerahkan diri," ungkap Ahri.
Ahri dan keluarga lainnya
mengantar A ke Mapolsek Sukajadi pada Sabtu (10/8/2013). Berdasarkan
keterangan A, Tim Satreskrim Polrestabes Bandung bergerak memburu W.
Berselang sehari, polisi menyergap W di kawasan Ciranjang, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat, Minggu (11/8/2013), sekitar pukul 11.00 WIB.
"Menurut
keterangan versi A, waktu itu diajak W untuk mengambil proposal
(sumbangan Agustusan) di daerah Ciwaringin. A sempat menolak, tapi
dipaksa W untuk ikut. Akhirnya mereka pergi," kata Kapolrestabes Bandung
Kombes Pol Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Minggu (11/8/2013).
Di
perjalanan menggunakan satu unit sepeda motor, A diminta W berhenti. W
melihat ada mobil (dikendarai Sisca) dengan pintu terbuka," kata
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno di Mapolrestabes Bandung,
Minggu (11/8/2013).
Dijelaskan Sutarno, saat itu A membonceng W.
Di tengah perjalanan, W meminta A menghentikan laju motor. Berdasarkan
keterangan A, sambung dia, W melihat ada mobil (dipakai Sisca) terparkir
dengan pintu terbuka. Posisi mobil tepat terparkir di luar gerbang
rumah tempat Sisca indekos.
"W turun dari motor dan mengambil tas
di dalam mobil. Korban sempat melakukan perlawanan. Namun W menyikut
korban hingga terjatuh," ujar Sutarno.
"Nah, A sempat merasakan
laju motor dikemudikannya berat saat belok. Dia (A) sempat bilang kepada
W dengan bahasa Sunda, 'Kunaon berat motor teh (kenapa berat ini
motor). Ternyata rambut Sisca menyangkut ke dalam gear motor dan
terseret. W pun menyuruh A untuk ngebut," tuturnya.
Diduga panik, W melayangkan senjata tajam untuk melepas rambut Sisca. Tebasan itu mengenai bagian kepala Sisca.
Awal
kasus ini diselidiki polisi, beberapa saksi mengaku sempat melihat
salah satu pelaku menjambak rambut dan menyeret Sisca. Namun kemudian
ada keterangan dari A yang mengaku kasus itu aksi penjambretan.
"Maka itu kami masih mendalami motif sebenarnya. Keterangan A dan W nantinya akan kami cocokan," jelas Sutarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar