New York (ANTARA News) - Harga minyak AS melonjak di atas 60 dolar AS
per barel untuk pertama kalinya tahun ini pada Selasa (Rabu pagi WIB),
karena laporan meningkatnya ketegangan di produsen minyak Libya memicu
momentum "bullish".
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Juni melonjak 1,47 dolar AS menjadi berakhir di
60,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 1,12
dolar AS menjadi menetap di 67,52 dolar AS per barel di perdagangan
London.
"Sudah kuat sepanjang hari," kata John Kilduff, mitra pendiri pada
Again Capital. "Enam puluh dolar adalah tingkat psikologis yang dapat
dikalahkan."
Kilduff dan analis lainnya mengutip laporan bahwa aksi protes di
Libya telah menutup pengiriman minyak ke pelabuhan di bagian timur
negara Afrika Utara itu.
Berita Libya "adalah katalis yang secara mendasar kita butuhkan," kata Kilduff.
Kilduff mengatakan minyak juga terangkat oleh kekhawatiran tentang
stabilitas di Timur Tengah lebih luas, karena perselisihan yang sedang
berlangsung di Yaman dan berita bahwa pasukan angkatan laut AS telah
mulai menyertai kapal AS di Selat Hormuz, setelah Iran menyita kapal
sebuah kargo.
Tetapi analis Citi Futures Tim Evans mencatat bahwa para pedagang
minyak umumnya telah berada dalam pola pikir yang lebih "bullish" sejak
harga minyak mentah AS jatuh di bawah 45 dolar AS per barel pada
pertengahan Maret.
"Pasar minyak berada pada ayunan kenaikan, dengan berita utama
penurunan dalam produksi minyak mentah Libya karena aksi protes membantu
membenarkan kenaikan," Evans mengatakan dalam sebuah catatan.
"Namun demikian, perlu dicatat bahwa sampai batas tertentu reli
harga itu didorong pencarian berita bullish daripada risiko sebenarnya
pasar yang ketat."
Laporan persediaan minyak AS pada Rabu bisa memberikan momentum
kenaikan lebih lanjut mengingat reaksi terhadap laporan persediaan
baru-baru ini, di mana "setiap penurunan kecil dalam produksi atau
bahkan pelambatan di tingkat akumulasi stok dianggap sebagai
bullish,"tambah Evans.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar