Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap kerja sama pembuatan pesawat CN-295 antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Airbus Military menandai kebangkitan industri pertahanan Indonesia.

"Saya bukan hanya sekedar yakin, tapi justru kebijakan kita termasuk solusi terhadap financing dan termasuk pula pemesanan, pembelian, alutsista dari PT DI adalah jalan yang nyata untuk sekali lagi melakukan revitalisasi dan pemajuan industri strategis yang menjadi kebanggaan kita bersama," katanya pada acara penandatanganan kerja sama di Kompleks PT DI, Jakarta, Rabu.

Presiden yakin industri pertahanan Indonesia bangkit kembali dan memiliki masa depan yang baik.

Meskipun telah mengalami berbagai masalah dan tantangan sejak krisis moneter 1997/1998, Presiden mengatakan, PT DI terbukti tetap bisa bertahan berkat kepemimpinan manajemen, bantuan pemerintah, dan juga loyalitas karyawan.

Penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Presiden Yudhoyono adalah kerja sama produksi, operasional, dan pemasaran antara PT DI dan Airbus Military yang bermarkas di Sevilla, Spanyol.

PT DI menjadi satu-satunya produsen sekaligus agen tunggal pemasaran pesawat CN-295 di kawasan Asia Pasifik.

Selain itu, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara PT DI dan Kementerian Pertahanan untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI pada 2014 dengan produksi PT DI.

Presiden juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan Polri dan PT DI bagi pembelian alat-alat produksi PT DI guna memenuhi kebutuhan Polri.

"Ini adalah contoh nyata kerja sama saling menguntungkan dan tentu saja benefit real akan diberikan kepada PT DI yang tentu saja harus kita berikan dukungan penuh," demikian Presiden.(*)