BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 15 Oktober 2011

Warga Terpaksa Bendung Sumber Air

 Jpnn
SUMBERPUCUNG -- Hujan yang mulai turun tampaknya belum mengisi sumber-sumber air. Problem kekurangan air masih terjadi di sejumlah daerah. Seperti terjadi di Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung, Malang.

Warga desa bergotong royong membendung sumber air, kemarin. Sekitar 600 Kepala Keluarga mengalami kekurangan air sehingga terpaksa membendung sumber air di pinggir jalur Kereta Api Malang-Blitar. Sebagian mengeluhkan kekeringan lewat jejaring pertemanan, Facebook (FB).

Sejak beberapa minggu yang lalu, Desa Karangkates merupakan kawasan kekeringan yang sudah terdata oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Malang. Menurut BPBD melalui Kepala BPBD Hafi Lutfi, kawasan itu sudah ditangani oleh Perum Jasa Tirta I dengan perbaikan pompa air. Ternyata, sampai detik ini kekeringan masih terjadi.

Kekeringan tersebut bahkan membuat seorang perempuan di Desa Karangkates meluapkan kekesesalan melalui situs jejaring sosial. Pasalnya, perempuan bernama Indah Ayu Wardhani itu sudah beberapa hari tidak bisa beraktifitas dengan nyaman akibat kekurangan air.

“Di desaku air sangat terbatas.. Aku hampir tidak pernah mandi.. Sekalinya aku ketemu air, rasanya ingin berenang sampai ikan-ikan pada kabur,” begitu tulis Indah dalam facebook. Perempuan manis yang lulusan Universitas Brawijaya itu melampiaskan kekesalannya melalui situs jejaring sosial. Kontan jerit batin Indah, yang tinggal di perumahan Jasa Tirta itu mendapat tanggapan dari rekannya.

“Di Karangkates kan banyak air Ndah...nyemplung di bendungan ae gmana...hehehehe,” seru pemilik akun facebook bernama Wahyu Syafrida Ariani.  Komentar itu langsung ditanggapi oleh Indah yang menyatakan tak bisa mengikuti saran temannya. Menurut Indah, Bendungan Karangkates sebagai sumber pembangkit listrik Jawa Bali juga kekeringan. Bahkan sekedar mencuci baju di rumah juga tak bisa dilakukan sebab air tak bisa naik.

“Sengsara yah.. sejak aku pulang sampai sekarang, cucianku belum bisa ke cuci, karena airnya ga kuat naik, pengen nyuci di bendungan deh,” seru Indah menjawab komen temannya yang lain.

Sementara itu, lantaran tak kunjung mendapat penanganan serius, akhirnya warga Karangkates membendung sumber air, kemarin. Kekeringan di desa Karangkates menimpa sekitar 12 RT yakni mulai RT 3 sampai RT 15 pada kawasan RW 1. Artinya ada sekitar 600 Kepala Keluarga yang mengalami kekurangan air.

Warga dibantu Camat Sumberpucung Mumuk Hadi Martono membendung sumber air di dekat jalur kereta api Malang-Blitar. Diantara terowongan Kereta Api Karangkates (Dwi Bakti Karya I dan II) mengalir sebuah sumber air yang sangat bening. Sumber air itu muncul dari sela-sela saluran air dikanan kiri rel kereta api bernama mata air Winongan. “Sumber air ini sehari-hari memang digunakan warga untuk mencuci dan mandi,” aku Saurianto, 65 tahun ketika di lokasi.

Akibat kekeringan yang melanda desanya kemarin warga Rt 11 RW 01 secara gotong-royong melakukan pemasangan pompa air, dengan tujuan air yang berasal dari mata air Winongan dekat rel KA bisa dimanfaatkan warga sekitar. Camat Sumber Pucung, Mumuk Hadi Martono, secara langsung terlibat dalam pemasangan pompa air, yang dilakukan warga kemarin. Memang selama ini jika Desa Karangkates mengalami kekeringan warga mulai dari Rt 3 hingga Rt 15 Rw 01 memanfaatkan sumber air yang ada di dekat rel KA disebelah barat desanya.

”Warga sudah lama menggunakan sumber Winongan untuk keperluan sehari-hari baik mandi maupun cuci-cuci” terang Saurianto, warga sekitar saat ditemui dilokasi Jumat (14/10) kemarin.

Sejak kekeringan terjadi, sebenarnya sudah ada kiriman air bersih, namun belum mencukupi. Sehingga atas inisiatif sendiri, warga membendung sumber air tersebut kemudian dipompa. Warga memasang genset pompa air diatas sumber air yang dibendung untuk dialirkan ke pemukiman terdekat.

“Masyarakat secara swadaya melakukan pemasangan pompa, meski dekat bendungan, masyarakat sini kekurangan air,” imbuh Mumuk Hadi Martono.
Pompa air tersebut adalah milik Kamituwo setempat yang dipinjam warga untuk sementara waktu. Rencananya, mereka akan menaikkan air ke pemukiman sebanyak dua kali sehari pagi dan sore. Dari sumber air itu, warga menarik pipa sepanjang sekitar 200 meter ke pemukiman terdekat.(ary/jon/sam/jpnn)

Tidak ada komentar: