Jakarta (ANTARA News) - Ketua KPK Busyro Muqoddas mengakui bahwa kasus korupsi wisma atlet yang melibatkan Kemenpora sangat kompleks dibandingkan kasus Dana Percepatan Infrastruktur Daerah (DPID) di Kemenkertrans sehingga butuh waktu lebih lama.

"Mengapa kasus wisma atlet ini berbeda dengan Kemenakertrans?. Wisma atlet lebih kompleks dari Kemenakertrans. Tidak mungkin kami bisa menyelesaikan kasus wisma atlet lebih cepat. Kasus wisma atlet betul-betul kompleks," kata Ketua KPK Busyro Muqodas pada rapat konsultasi dengan DPR di Senayan, Jakarta.

Rapat Konsultasi tersebut dipimpin langsung Ketua DPR Marzuki Alie beserta keempat wakil ketua DPR serta ketua fraksi-fraksi DPR, pimpinan Komisi III, Kapolri Jenderal Timur Pradopi, Jaksa Agung Basrief Arief serta pimpinan KPK Busro Muqodas, Chandra M Hamzah, M Jasin. Hanya Bibit yang tidak hadir karena sedang rapat komite etik KPK.

Lebih lanjut Busyro menegaskan bahwa KPK tak pernah mendesain pemeriksaan untuk menciptakan kegaduhan.

"Kalau itu kemudian jadi pemberitaan ya kami tak bisa mencegah. Apakah yang dimaksud kegaduhan itu beritanya atau isi beritanya, ini harus dijelaskan," kata Busyro.

Pada kesempatan itu Busyro juga menegaskan, KPK juga tidak pernah mendesain suatu kasus untuk tujuan mengalihkan isu. Busyro justru mempertanyakan isu seperti apa yang dimaksudkan.

"Soal pengalihan isu, keuntungan kami itu apa?. Tidak ada gunakan itu dan itu malah bisa `blunder`," kata Busyro.
(J004)