Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Selasa pagi menguat 20 poin menjadi Rp13.350 per dolar AS
dibandingkan posisi terakhir kemarin.
"Rupiah sedikit bergerak menguat terhadap dolar AS. Namun penguatan
masih dibayangi oleh data tenaga kerja non-perkebunan serta manufaktur
Amerika Serikat yang membaik," kata Kepala Riset NH Korindo Securities
Indonesia Reza Priyambada.
Menurut dia penguatan nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS cenderung bersifat teknikal dan jangka pendek
karena belum ada sentimen dari dalam negeri maupun global yang dapat
menopang rupiah menguat lebih tinggi.
"Bank Indonesia memperkirakan rupiah akan menuju titik terlemahnya
hingga akhir Juni seiring dengan puncak permintaan dolar AS. Namun
demikian, Bank Indonesia diperkirakan terus berada di pasar untuk
menjaga stabilitas rupiah," katanya.
Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan
tindakan Bank Indonesia (BI) merevisi beberapa peraturan terkait
transaksi valuta asing dapat menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
"Kami melihat kebijakan terbaru BI positif karena akan membantu
memperdalam transaksi valutas asing di dalam negeri untuk jangka
menengah-panjang. Pasar derivatif yang lebih likuid akan menciptakan
pasar yang lebih efisien dan penyerapan yang lebih baik untuk mata uang
rupiah," katanya.
Kendati demikian, dia menjelaskan, saat ini Mandiri Sekuritas tetap
mempertahankan pandangan bahwa rupiah masih akan berada dalam tren
pelemahan tahun ini.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah bisa
mencapai Rp13.500 per dolar AS pada kuartal ketiga 2015 sebelum stabil
pada level Rp13.300 per dolar AS.
"Kombinasi defisit transaksi berjalan dan ketidakpastian arus modal
di tengah normalisasi kebijakan moneter dan resolusi utang di Eropa
masih akan memberikan tekanan terhadap rupiah," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar