Jakarta (ANTARA News) - Partai Koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan tidak akan melakukan protes bila ada menteri dari parpol koalisi dikurangi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat melakukan reshuffle sebelum tanggal 20 Oktober 2011.

"Partai koalisi hanya akan diam, tak ada protes sama sekali bila Presiden SBY mengurangi jatah menteri dari masing-masing partai," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, di Jakarta, Minggu.

Menurut Mubarok, sikap diam dari partai koalisi, tak lain karena apa yang dilakukan oleh SBY adalah dalam rangka meningkatkan kinerja dari pemerintah.

"Reshuffle kali ini didasarkan pertimbangan kinerja. Presiden tak akan peduli lagi dengan partai koalisi karena ini masa terakhir SBY menjadi presiden. Itu dipahami oleh partai koalisi," ujar Mubarok.

Dikatakan, Presiden SBY bisa mengurangi jatah menteri dari parpol koalisi, termasuk dari Partai Demokrat sendiri.

"Misalnya PD yang dapat enam kursi, bisa berkurang menjadi lima atau empat menteri. PKS yang dapat empat menteri bisa berkurang. Begitu juga dengan parpol koalisi yang lain. Semua itu karena keinginan Presiden SBY agar menteri bekerja secara maksimal," ungkap Mubarok.

Ketika ditanya lebih siapa saja menteri yang kemungkinan akan direshuffle, Mubarok tak berspekulasi.

"Kali ini saya gak mau berspekulasi karena waktunya sudah dekat. Tunggu saja," kata Mubarok.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ana Urbaningrum, mengungkapkan bahwa Presiden Yudhoyono sudah mengantongi nama-nama calon menteri barunya, dan partainya siap mendukung penuh keputusan itu.

"Semua sudah ada di kantong beliau," kata Anas.

Menurut Anas, Presiden Yudhoyono sudah menyatakan bahwa dirinya akan melakukan penyegaran kabinet dan untuk itu Partai Demokrat mempersilahkan presiden memilih siapa figur yang dinilai tepat untuk membantunya.

"Jadi, perombakan kabinet ini konteksnya untuk peningkatan kinerja. Siapa pun orangnya, kita serahkan kepada presiden," ujarnya.

Anas melanjutkan, partainya akan mendukung semua nama calon menteri yang telah dipilih presiden tersebut. Hal itu dikarenakan presiden pasti mempunyai pertimbangan yang matang sebelum memilih seseorang.

Ketika ditanya soal sejumlah kader Partai Demokrat di kabinet yang banyak dinilai negatif masyarakat, Anas justru berpendapat sebaliknya. "Kader kami sudah sangat baik," ujarnya diplomatis.

Yang jelas, Anas menegaskan, pasca-perombakan kabinet nanti para menteri dituntut agar semakin produktif dan mampu menterjemahkan berbagai program kerja pemerintahan secara baik dan efisien. (zul)
Editor: Ruslan Burhani