Phnom Penh (ANTARA
News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar aksi kekerasan
yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, dihentikan agar korban jiwa tidak
lagi berjatuhan.
"Pada 2008 dan 2009, korbannya ribuan," kata Presiden di Phnom Penh,
Kamboja, Rabu, sebelum berangkat ke Islamabad, Pakistan.
Presiden berada di Kamboja untuk mengikuti KTT ke-21 ASEAN.
Sementara Pakistan, Kepala Negara dan rombongan dijadwalkan melakukan
kunjungan kenegaraan selain menghadiri KTT D8.
Menurut laporan AFP serangan Israel yang dimulai 14 November telah
menyebabkan 130 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 orang
terluka.
Presiden Yudhoyono mengatakan jika tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Israel dibiarkan maka keadaannya akan lebih buruk lagi. "Serangan
udara dan roket-roket ditembakan," katanya.
Dalam pertemuan KTT ASEAN dengan negara mitranya yang juga dihadiri
oleh Presiden AS Barack Obama, kata Presiden, dia menyampaikan kepada
Obama untuk berbuat sesuatu untuk menghentikan kekerasan.
Amerika Serikat, kata Yudhyono, menyambut positif permintaan itu dan berusaha keras menghentikan kekerasan di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di sela KTT ASEAN
di Phnom Penh mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
berbagai kesempatan dan pertemuan di KTT ke-21 ASEAN selalu mengangkat
isu serangan Israel ke Jalur Gaza dan meminta dunia internasional
berupaya menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina.
"Presiden Yudhoyono meminta semua pihak untuk menghentikan lingkaran
kekerasan dan pengerahan kekuatan secara eksesif di Jalur Gaza," kata
Marty Natalegawa.
Permintaan Indonesia itu, menurut Marty, kemudian didukung delegasi
Malaysia yang mengatakan akan sulit bagi negara-negara Islam untuk
menjaga sikap moderat warga muslim melihat serangan Israel ke Jalur Gaza
yang menewaskan begitu banyak warga Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar