Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Jakarta (ANTARA
News) - Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan
intelijen Australia telah menyakinkan Indonesia bahwa tidak akan ada
lagi penyadapan terhadap para pejabat Indonesia.
"BIN sudah berkomunikasi langsung dengan intelijen Australia dan
dalam komunikasi kami mereka menyatakan bahwa sekarang dan ke depan itu
yang penting tidak ada lagi, itu bahasa mereka ya, mereka meyakinkan
tidak ada lagi penyadapan," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.
Ia mengungkapkan, dari informasi yang diterimanya terdapat data-data
yang menunjukan pelanggaran dalam penyadapan terhadap Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat pada kurun waktu 2007-2009.
"Saya rasa pihak mana pun tentunya, tidak akan men-declare (mengumumkan)
sudah dikerjakan, tetapi dari beberapa informasi yang kita terima,
bahwa ada data-data yang memang terjadi pelanggaran itu pada kurun waktu
itu," katanya.
Menurut dia, dalam kerjasama intelijen antarnegara, penyadapan hanya
boleh dilakukan terhadap para pelaku yang dinilai akan mengganggu
stabilitas keamanan dan hal itu harus berkoordinasi dengan badan
intelijen negara setempat. Penyadapan terhadap aktor selain itu adalah
pelanggaran.
"Sekarang yang berlaku adalah kita sama-sama punya agen kita di
beberapa negara dan itulah perwakilan resmi dari badan intelijen negara
lain yang ada di Indonesia dan mereka melakukan koordinasi dengan kita,
apabila memang ada informasi yang dibutuhkan dua negara itu untuk
klarifikasi itu dilakukan," katanya.
Ia menambahkan, "apabila mereka melakukan hal-hal di luar kewenangan
yang diberikan, itu adalah pelanggaran, dan itu harus dinyatakan bahwa
kita tidak bisa terima."
Sementara itu, Presiden Yudhoyono melakukan pertemuan dengan Duta
Besar Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema untuk mendapatkan
laporan terkini mengenai isu itu.
Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko
Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretarsi Kabinet
Dipo Alam dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman hadir dalam
pertemuan itu.
Dubes Najib dipanggil pulang ke Indonesia sebagai bentuk protes terhadap isu penyadapan oleh Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar