BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 01 November 2013

Buruh: Kelayakan Gaji Tergantung Gaya Hidup

Jakarta (Antara) - Sebagian buruh yang bekerja di kawasan industri Tangerang mengaku kelayakan gaji sangat tergantung dari gaya hidup para pekerja itu sendiri.
"Mau gaji Rp2 juta atau Rp3 juta sama saja. Semua tergantung gaya hidup masing-masing," ujar salah seorang buruh pabrik garmen di Kawasan Industri Jatake, Wita Mulyana (34), di Tangerang, Jumat.
Wita yang bekerja sejak 10 tahun yang lalu, menceritakan pada saat baru bekerja dia digaji Rp900.000 per bulan, hingga sekarang dia mendapat gaji Rp2,2 juta per bulan.
"Pengeluarannya sama saja. Uang yang ditabung juga tidak lebih dari Rp500.000 per bulan,"tukas dia.
Wita merinci, uang gajinya digunakan untuk berbagai keperluan seperti cicilan rumah, cicilan motor, gaji pengasuh anak, jajan anak, dan keperluan rumah tangga lainnya.
Dia menambahkan kenaikan gaji buruh pada awalnya memang menyenangkan, namun harga kebutuhan pokok di pasaran juga turut melambung.
"Jadi sama saja, mau gaji naik pun. Kalau saya lebih memilih harga sembako stabil," pinta dia.
Sementara itu buruh pabrik lainnya, Eviyanti, mengatakan permintaan akan kenaikan upah buruh seharusnya jangan terlalu tinggi.
"Saya hanya khawatir, nanti pabrik-pabrik hengkang ke daerah yang upahnya lebih rendah," ujar buruh pabrik sepatu itu.
Eviyanti mengatakan dengan gaji saat ini pun, dirinya dan keluarganya masih bisa hidup layak.
"Mau gaji besar atau kecil, sama saja. Selama jadi buruh tetap seperti ini, kecuali punya usaha sendiri," tukas Eviyanti.
Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan sejumlah elemen buruh lainnya, menggelar unjuk rasa di sejumlah kota di Indonesia, menuntut kenaikan upah.
Aksi tersebut dilangsungkan sejak Kamis (31/10) hingga Jumat (1/11).(rr)

Tidak ada komentar: