Oleh: Anton Hartono
INILAH.COM, Jakarta - Bentrokan yang terjadi antara ormas dengan
buruh di kawasan East Jakarta Industrial Park (EJIP) Cikarang Selatan,
Bekasi, Jawa Barat membuat para buruh di kota lainnya semakin marah.
Sebab, bentrokan itu mengakibatkan delapan orang mengalami luka dan 18
kendaraan mengalami kerusakan.
Karena itu para buruh
mengancam akan mengerahkan massa yang lebih besar untuk mengantisipasi
adanya halangan dalam melancarkan aksi mogok menuntut kenaikan upah
minimum 50 persen secara nasional dan Rp3,7 juta untuk wilayah DKI
Jakarta.
Hal ini dikatakan oleh Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal yang menyatakan pihaknya tidak
gentar menghadapi ormas bayaran. "Kita tidak takut preman yang dibayar.
Buruh sedang memperjuangkan nasibnya dan keluarga mereka juga," katanya,
Kamis (31/10/2013).
Menurutnya, jika ada satu orang buruh yang
terluka dalam bentrokan, pihaknya akan menggelar aksi mogok dengan massa
yang jauh lebih besar.
Dirinya juga meyakinkan kepada kaum buruh
agar tidak takut memperjuangkan nasibnya, meskipun mendapat perlawanan
dari ormas. Terlebih, aksi yang dilakukannya sudah melakukan izin
terlebih dulu ke Mabes Polri.
"Mogok merupakan hak buruh yang
dilindungi konstitusi. Jika ada perusahaan yang memecat buruh karena
ikut mogok nasional, maka kita akan pidanakan perusahaan tersebut,"
tegasnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes
Rikwanto mengatakan bentrokan antara ormas dengan buruh terjadi pada
Kamis (31/10/2013) di kawasan EJIP, Bekasi, Jawa Barat.
Anggota
ormas itu tidak suka dengan adanya aksi buruh karena dianggap akan
berdampak ke perekonomian mereka seperti warung makan dan ojek.
Kemudian
mereka (anggota ormas) turun ke jalan untuk menghadang para buruh.
"Saat ini situasi di sekitar lokasi sudah kondusif. Sudah ditangani
Polsek Cikarang, Polres Bekasi dan Polda Metro Jaya," tandasnya.[bay]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar