BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 13 Oktober 2011

Derita Tuti, Diperkosa Majikan & 'Penolong'

VIVAnews -- Di balik selnya di penjara Thaif, Arab Saudi, Tuti Tursilawati tidak mengetahui nasib buruk yang menantinya. Ia tak tahu Pengadilan telah menjatuhkan vonis mati atau qhisas. Hukum pancung menantinya.

Hanya maaf dari salah satu keluarga korban, Naif Al-Otaeibi, yang bisa menyelamatkannya dari pedang algojo Arab. Hingga saat ini, ia masih bersikukuh tak mau memberi ampun. Bahkan, mendesak Tuti segera dieksekusi setelah musim haji tahun ini berakhir.

Vonis mati TKW asal Majalengka ini menjadi pukulan berat untuk kedua orang tuanya, ayah, Warjuki dan Iti Sarmin, ibunya yang juga bekerja sebagai pembantu di Arab.

Warjuki menceritakan, di Kota Thaif, Tuti bekerja mengurus orang jompo. Dua bulan pertama, ia mengaku betah. Pada November 2009, ia menelepon rumah, mengaku sehat dan dalam kondisi baik.

Namun, tiga bulan kemudian, Tuti kembali menelepon, mengaku cape dan ingin kabur. "Orangtuanya menganjurkan ke Tuti kalau memang Tuti kerjanya sangat cape, lebih baik Tuti bilang ke majikan untuk minta pulang saja," demikian rilis kronologi kasus Tuti, versi orang tuanya, yang diterima Kamis 13 Oktober 2011

Sekitar Mei 2010, Tuti menelpon ke orangtuanya dan mengatakan akan mengirim uang. Namun, uang tersebut tak pernah sampai.

Menurut orang tuanya Tuti tidak bermaksud membunuh, ia hanya membela diri atas kekerasan seksual yang dilakukan majikannya. "Perlawanan inilah yang menyebabkan majikannya terbunuh."

Diceritakan, setiap kali Tuti melaksanakan tugas, majikan lelakinya selali menggoda. "Mencium, bahkan memperkosanya saat bekerja."

Lalu terjadilah pembunuhan tersebut. Pada Selasa 11 Mei 2010, Tuti memukul majikannya itu dengan kayu, menghindari pemerkosaan. Ia mengikat kaki dan tangan pria tersebut, juga menutup matanya. Saat itu dia belum meninggal. "Kabar menyebut, majikannya itu baru meninggal 3 jam kemudian di rumah sakit," demikian pengakuan Tuti pada rekannya, Rohidin.

Setelah memukul majikannya, Tuti lari. Ia kemudian dihampiri oleh seorang laki-laki asli Arab Saudi yang mengendarai mobil sedan berwarna putih. Singkat cerita, ia yang sedang panik memutuskan ikut karna dijanjikan diantar sampai Mekkah.

"Tapi dalam perjalanan orang tersebut bukannya mengantarkan Tuti ke Mekah tapi malah membawa dan menaruh Tuti di rumah kosong. Kemudian orang tersebut menjemput 8 orang temannya."

Tragedi kembali ia alami. "Tuti diperkosa secara bergantian hingga waktu subuh tiba. Setelah 9 orang ini memperkosa Tuti, Tuti baru diantar ke Mekkah dan diturunkan di dekat Masjidil Haram, kemudian 9 orang tersebut langsung pergi dengan membawa tasnya."

Kini, keluarga Tuti hanya bisa berharap bantuan pemerintah untuk merayu keluarga korban. "Tinggal satu lagi yang belum terima dan memaafkan Tuti yaitu yang bernama Naif Al-Otaeibi."

Tidak ada komentar: